Sabtu, 20 Februari 2016

[MOVIE REVIEW] Tom At The Farm (2014) : A Haunting Psychosexual-thriller
11.57.00

[MOVIE REVIEW] Tom At The Farm (2014) : A Haunting Psychosexual-thriller




Okay, let’s start to talk about this movie.

(Pertama ketika akan meriview film ini aku sempet bingung, mau menceritakan darimana dan apa yang mesti diceritakan. Film ini terlalu menguras emosi dan pikiran sampe aku gak tau mau mulai darimana.)

Film Tom At The Farm merupakan film Xavier Dolan pertama yang aku tonton. Salah satu sutradara slash aktor asal Quebec, Kanada, dan cukup diperhitungkan di ranah perfilman indie. Sempet beberapa kali denger nama Xavier Dolan ini, tapi baru kali ini aku memberanikan diri digging about him. Dan film ini merupakan salah satu film yang banyak direkomendasikan untuk ditonton bagi yang gak familiar dengan sang sutradara, bahkan Peter Bradshaw dari The Guardian pun merekomendasikan film ini. Dan begitu ditonton, memang film ini, sesuatu.

Film ini bercerita tentang Tom (Xavier Dolan) yang datang dari Montreal untuk menghadiri pemakaman pacarnya, seorang pemuda bernama Guillaume. Tujuan Tom adalah sebuah peternakan dan perkebunan di daerah yang terpencil dan sepi. Begitu sampai di rumah kelurga sang pacar, ternyata ibu dari sang pacar, Agathe (Lise Roy), tidak tahu menahu tentang siapa si Tom ini dan tidak juga mengetahui bahwa sang anak adalah seorang gay.


Ternyata ibu si pacar tidaklah tinggal sendiri, Agathe tinggal bersama anak tertuanya, Francis (Pierre-Yves Cardinal) yang lagi-lagi Tom juga tidak tahu-menahu jika si pacar punya kakak. Francis yang mengetahui adiknya merupakan seorang gay berusaha dengan segala cara menyembunyikan kenyataan itu kepada ibunya, hingga berbohong bahwa sang adik memiliki pacar perempuan, dan Tom diancam untuk tidak sekali-sekali membuka mulut kepada ibunya jika dirinyalah yang merupakan pacar sang anak. Tom pun menjalankan aktingnya sebagai ‘bukan pacar’ dibawah tekanan Francis.

Hal aneh mulai terjadi ketika Tom bahkan tidak segera pergi dari farmhouse itu dan bahkan lebih memilih stay. Dia seolah-olah terhipnotis dengan keanehan keadaan keluarga tersebut, dan sepertinya emosi mulai terbangun dari Tom kepada Francis sebagai pengganti sang pacar. Satu-satunya adegan yang memperlihatkan Tom frustasi kehilangan sang pacar adalah ketika Tom sendirian di dalam mobil setelah pemakaman namun setelah itu Tom terlihat baik-baik saja. Semakin hari Agathe terlihat semakin kasar, dan Francis terlihat semakin mengintimidasi. Francis bahkan memukuli Tom, namun di kemudian hari Francis merawat luka Tom akibat terkena batang jagung. Ada satu momen dimana Francis meludahi mulut Tom, tapi di kemudian hari Francis mengajari Tom cara memerah susu sapi. Ada scene dimana Francis memberitahu Tom jika dia pernah belajar dansa, dan di situlah adegan yang haunting terjadi ketika Tom dan Francis dansa dengan sangat, duh lumayan sulit menjelaskannya ya sebenarnya, tapi terlihat Francis seperti sengaja membawa Tom ke suatu suasana yang romantis tapi mengintimidasi. Intens.


Di sini mungkin Dolan ingin memperlihatkan bagaimana potret stockholm syndrome. Tom dan Francis membenci satu sama lain itu terlihat, tapi mereka juga terlihat ingin bersama satu sama lain juga, flirting, ngamuk. Tom is a submissive to Francis. Terlihat jika Francis menikmati dengan menyiksa Tom, dan Tom menikmati disiksa Francis. Francis tidak membiarkan Tom pergi secara psikis, padahal Tom bisa aja pergi gitu aja kok dia gak diiket di suatu tempat tertutup tapi Francis bisa membuat Tom tinggal, as he pleased, tanpa paksaan. Francis merupakan seorang homophobic, kasar, bisa menghajar siapapun yang bilang kalau adiknya gay, tapi Tom selalu dying to be punched, or kissed, or marked in some way. Itu yang terlihat dari inti cerita yang sepertinya ingin diperlihatkan Dolan.

Dolan berhasil mempertahankan atmosfer mencekam di setiap scene nya. Aku bahkan deg-degan sepanjang film padahal di dalam film ini tak begitu terlihat secara eksplisit kesadisannya, tapi scene yang dark dan haunting dibalut scoring yang disturbing bikin aku yang nonton deg-degan sepanjang film. Luar biasa. Score dari Gabriel Yared  merupakan salah satu yang mendukung atmosfer film -selain akting para aktor yang fascinating- membangun energi mencekam. Sangat intens. Memperlihatkan emosi setiap pemain dan juga bakal bikin kamu deg-degan sepanjang film. Serius deh.



Keseluruhan film menurutku luar biasa dibangun dengan apik walaupun aku agak terganggu dengan kehadiaran Sarah (Evelyne Brochu) yang diceritakan sebagai ‘pacar bikinan’ yang juga teman kerja Tom. Kehadiran Sarah seperti tidak menyatu dengan film, terlihat seperti cerita tempelan. Mungkin akan bagus jika Sarah dihadirkan tidak di penghujung film sehingga ceritanya tidak hanya numpang lewat meng ’kalemkan’ Agathe agar percaya jika sang anak mempunyai pacar perempuan. Tapi ya diluar ketidaksempurnaannya, film ini sangat luar biasa buat aku, dan Dolan baru berumur 23 tahun ketika mendirect film ini. Mungkin itu juga kali ya yang membuat dia diperhitungkan di jagat perfilman indie. Okay, sepertinya aku mulai mencari film-film Dolan yang lain~~~

0 komentar:

Posting Komentar