Kamis, 28 April 2016


Beruntunglah Indonesia menjadi salah satu negara yang bisa menyaksikan film Marvel yang paling ditunggu-tunggu ini dua minggu lebih cepat (27 April 2016) dari negara asalnya sana (9 Mei 2016). Jadi nikmatilah sebaik-baiknya!

Dari sekian banyak film perang antara superhero vs superhero / superhero vs villain, saya takjub sekaligus harap-harap cemas ketika akan nonton film ini dengan pertanyaan di kepala saya ‘gimana Russo bersaudara akan menyajikan sekian banyak karakter di satu film tanpa kehilangan inti dan tidak tumpang tindih?’. Karena memang, di film superhero vs superhero sebelumnya saya sempat kecewa karena ada beberapa aspek penting di film yang kurang nendang bahkan cenderung mengecewakan (ngerti lah film apa. Hehe).



Jangan lupa ini film stand-alone nya Captain America, jadi, Captain America harus menjadi inti utama dari cerita, tapi, bagaimana Iron Man dan debut Spidey juga Black PantherWell, I have to say, Russo Brothers did a great job.

Karakter utama ditampilkan dengan porsi sebagaiman seharusnya. Steve Rogers inti cerita di film ini, di mana masih berkaitan dengan film Captain America sebelumnya, Captain America: The Winter Soldier dan juga menjadi salah satu konflik utama di film ini. Konflik tersajikan dengan sangat baik.

Para bintang tamu diperlakukan dengan adil. Mereka diberi kesempatan untuk unjuk gigi dengan porsi yang saya rasa cukup untuk memperlihatkan kekuatan mereka tanpa mengganggu tokoh sentral yang sedang berkonflik. Tenang, porsi para bintang tamu ini pasti bakal terkenang terus deh sampe rasanya pengen spoiler, dan kalian bahkan bakal gak sabar pengen nonton film stand-alone mereka.



Ngobrolin Captain America: Civil War ini gak bisa gak ngobrolin Batman V Superman dari segi storytellingBvS merupakan film yang bagus dan layak ditunggu, namun storytelling terutama dalam membangun konflik bisa dibilang kacau. Banyak isian yang gak perlu bahkan lebih baik dihilangkan karena jelas sangat mengganggu kenyamanan menonton. Battle Batman dan Superman seperti dipaksakan dan harus cepat beres karena mereka masih punya musuh utama, Doomsday.

Bagaimana dengan Captain America: Civil War? Sekali lagi, Russo bersaudara memang layak dibilang jenius karena bisa membangun cerita dengan rapih dan solid tanpa membuat bingung penonton. Plot berjalan tanpa harus mengerutkan dahi untuk memahaminya. Film ini juga berjalan sangat ketat tanpa terasa lamban dan bosan. Kalian tidak akan merasakan telah duduk sepanjang 147 menit.


Apakah film ini sempurna? Naaaah, nothing perfect.

Ada beberapa bagian yang mana sepertinya film ini tidak butuh villain lain, karena mereka terlihat useless. Bagi Cap Rogersvillain utama ya Iron Man. Beberapa superhero pun harus agak disisihkan untuk memberi ruang kepada para pemeran utama, sehingga terlihat mereka juga tidak begitu dibutuhkan. Mungkin kalian memerhatikan jika semua promo Civil War terfokus di perang bandara. Itu lah puncak dari pertempuran dimana seluruh superhero show up termasuk Spidey dan Ant-man. Kedua tim berjibaku saling mengalahkan satu sama lain tanpa kehilangan jokes nya juga.  

Bagi kalian yang mengharapkan pertempuran epic terus menerus tanpa jeda dari awal hingga akhir film, mungkin tidak akan mendapatkannya. Namun jangan salah, walaupun film ini tidak sesempurna harapan kalian, namun film ini benar-benar menghibur dan layak ditonton. Secepatnya. Dan jangan beranjak begitu film selesai, ingat after credit khas MARVEL. Tidak ada salahnya juga kan kalian tahu siapa saja dibalik sukses film keren ini.

Well, film ini tidak sempurna, namun film ini menjadi salah satu film terbaik MARVEL. Yay!



[MOVIE REVIEW] Captain America: Civil War (2016): A Russo Brothers Spectacular Job (Minor Spoiler)
23.11.00

[MOVIE REVIEW] Captain America: Civil War (2016): A Russo Brothers Spectacular Job (Minor Spoiler)

Selasa, 26 April 2016


Whose side are you on for tomorrow war?
#teamcap or #teamironman

[WHAT'S HOT] #teamcap or #teamironman ? #choosewisely !
17.11.00

[WHAT'S HOT] #teamcap or #teamironman ? #choosewisely !

Sabtu, 23 April 2016


Berangkat dari hobi saya di kala senggang yaitu nontonin trailer-trailer film, baik yang akan tayang ataupun yang sudah tayang bertahun-tahun lalu, thumbnail Rudderless juga tidak luput dari perhatian saya. Awalnya karena ada tulisan Selena Gomez di sana, namun setelah trailernya saya putar, ternyata Selena bukan menjadi tokoh sentral di film ini. Jangan kecewa, film ini sangat-sangat menjanjikan kok dari trailernya juga.


Sebenarnya agak sulit untuk menceritakan sinopsis film ini tanpa spoiler, namun saya akan mencoba menceritakaanya tanpa mengganggu element of surprise dari filmnya sendiri. Film ini merupakan film debut dari aktor William H. Macy sebagai sutradara. Menceritakan tentang Sam (Billy Crudup) seorang eksekutif di sebuah agensi periklanan yang berencana mengajak sang putra Josh (Miles Heizer) makan siang untuk merayakan keberhasilan dalam proyeknya. Namun, sang anak tidak muncul dan ternyata sang anak menjadi korban dalam penembakan di kampusnya. Kematian sang anak yang tiba-tiba inilah yang membuat kehidupan Sam menjadi berbalik 1800 dan menggantungkan hidupnya kepada alkohol, tinggal di kapal, dan bekerja sebagai tukang. Hingga suatu hari sang mantan istri datang untuk menyerahkan beberapa CD dan alat musik milik almarhum sang anak. Sam pun mendengarkan beberapa lagu-lagu ciptaan sang anak untuk mengenang dan mulai memainkan lagunya di sebuah bar. Hal ini pun mendapat perhatian seorang anak muda bernama Quentin (Anton Yelchin) dan dari situ lah Sam dan Q, juga dua orang teman Q membentuk sebuah band bernama Rudderless.


Bagi saya, film ini sangat, sangat menarik dari segi cerita dan juga terasa sangat familiar. Mengambil sudut pandang yang unik yang mungkin kita tidak pernah berfikir bagaimana sih perasaan orang tua yang anaknya tiba-tiba meninggal secara tragis? Dari segi akting, para aktor berakting dengan cukup memuaskan. Billy Crudup sebagai Sam sangat mendalami karakter sebagai ayah yang kehilangan anaknya secara tiba-tiba dan mulai bertingkah seenaknya. Mabuk menjadi hal yang utama di keseharian Sam, dirinya bahkan hampir dipecat dari pekerjaanya sebagai tukang. Anton Yelchin yang berperan sebagai Quentin terlihat sangat menjanjikan di film ini. Seorang pemuda yang ingin menjadi musisi namun tak percaya diri dengan karya sendiri. Itulah Quentin si pemalu. And where is Selena Gomez? Selena berperan sebagai teman dekat dari Josh yang merasakan terpukul dan juga menanggung beban dari apa yang ditinggalkan Josh. Mengapa demikian? Film akan menceritakan semuanya.


Selain cerita yang unik dan akting para aktor yang cukup memuaskan, jangan melupakan unsur musik di film ini. Bagi kalian penggemar musik folk mungkin akan suka dengan semua original song di film ini. Semua lagu di film ini sangat, sangat memuaskan. Rudderless memainkan lagu-lagu milik Josh. I love all of it. Film ini juga merupakan film drama yang penggarapan musiknya tidak main-main. Para aktor menyanyikan sendiri lagu-lagu yang memang dibuat untuk mereka nyanyikan. Awesome!!! Billy Crudup bahkan bernyanyi untuk lagu berjudul Home dan Sing Along


Film ini merupakan salah satu film yang harus ditonton. Saya cukup heran kenapa sulit mencari review yang objektif tentang film ini, terlepas dari film ini merupakan film indie, karena menurut saya film ini layak mendapatkan apresiasi yang lebih walaupun film ini tentu saja tidak sempurna. Beberapa mungkin akan merasakan kebingungan dengan apa yang sebenarnya terjadi, saya saja sampai mengulang ke scene-scene awal untuk mencari tahu apa sih yang terjadi. Tapi, akhirnya kita sendiri akan tahu dengan seiringnya film berjalan. Pokoknya film ini sangan recommended bagi kalian yang suka film drama musikal semacam Begin Again atau Once dengan twist yang cukup membuat kita berkata ‘oooooh…gituuu’.


[MOVIE REVIEW] Rudderless (2014) : Can Music Save Everything?
00.31.00

[MOVIE REVIEW] Rudderless (2014) : Can Music Save Everything?

Jumat, 08 April 2016



Kemarin merupakan hari yang membahagiakan bagi seluruh umat Star Wars karena akhirnya keluar juga first look berupa teaser dari Rogue One, spin-off dari film Star Wars. Jadi harus ditekankan sekali lagi, film ini bukan sekuel atau lanjutan dari The Force Awakens, tapi merupakan spin-off dari Star Wars. Rogue One sendiri menceritakan tentang sekelompok pejuang yang bersatu untuk mencuri rencana Death Star. Sepertinya film ini bakal beyond our expectation terlihat dari teaser nya. Dan, black stormtroopers? waw, that's so impressive. Gak sabar kan? kita tunggu trailer selanjutnya...
[WHAT'S HOT?] STAR WARS: Rogue One First Official Teaser
12.11.00

[WHAT'S HOT?] STAR WARS: Rogue One First Official Teaser


Diawali dengan kemunculannya trailer berjudul 10 Cloverfield Lane pada Januari 2016 lalu disusul dengan kampanye viral nya yang sempat mengejutkan dunia maya karena datang tanpa antisipasi dari hampir semua penggemar film dan para kritikus. Film ini disebut-sebut sebagai sekuel dari film Cloverfield (2008) yang menceritakan tentang (semacam) monster raksasa yang menghancurkan kota New York. Film Cloverfield cukup sukses dipasaran dan banyak yang mengharapkan sekuel atau spin-off dari film tersebut. Nah, apakah 10 Cloverfield Lane merupakan sekuel dari Cloverfield? Bagi kalian yang berencana menonton film nya, mending gak usah baca review dari manapun untuk menjaga pengalaman menonton kalian. Namun jika memutuskan untuk membaca review saya, jangan khawatir saya sih gak akan membocorkan plot-plot penting.


Film ini menceritakan tentang Michelle (Mary Elizabeth Winstead) yang pergi meninggalkan sang pacar dan diperjalanan dia mengalami kecelakaan dan tak sadarkan diri. Ia terbangun dengan terikat rantai di sebuah bunker milik Howard (John Goodman). Howard meyakinkan Michelle bahwa dia aman di bunker tersebut, dan dunia luar telah ‘diserang’—entah itu Rusia, Korea Utara, atau bahkan Mahluk Mars, kata Howard—sehingga tidak aman lagi untuk dihuni.

Selain Michelle dan Howard, ternyata dalam bunker tersebut ada pula pemuda bernama Emmett (John Gallagher Jr.) seorang tetangga Howard yang berhasil menyelamatkan diri ke dalam bunker tersebut sebelum serangan terjadi. Keberadaan Emmett juga membuat dilemma Michelle yang di satu sisi merasa ada yang tidak beres dengan Howard, namun di sisi lain Emmett berkata bahwa dunia luar tidak layak huni, walaupun Emmett tidak begitu yakin.


Di film ini kita diajak untuk juga seperti Michelle, bertanya-tanya sebenarnya apa yang terjadi. Kenapa Howard menyelamatkannya? Apa benar dunia luar sudah tidak layak huni? Naskah yang dibuat keroyokan oleh Josh Campbell dan Matthew Stuecken dengan polesan dari sutradara Whiplash, Damien Chazelle sukses membuat kita menerka apa yang terjadi atau malah tidak terjadi hingga akhir film. Sang sutradara, Dan Trachtenberg juga sukses dalam menjaga ritme film dengan sangat hati-hati, tanpa buru-buru. Setiap lapisan cerita diungkap secara tenang. Di setiap adegan pun dieksekusi dengan sangat baik tanpa tergoda menambahkan hal-hal yang konyol dan tidak penting ketika adegan puncak. Kalian akan dibawa dengan ketegangan yang tidak biasa, bahkan saya merasakan benar-benar sesak nafas sepanjang film hanya diberi istirahat sebentar saja ketika adegan-adegan santai. Atmosfer haunting dan misterius, ditambah dengan setting film di dalam bunker yang sesak  menambahkan kesan klaustrofobik. Dibalut dengan scoring yang bisa bikin kalian loncat-loncat sendiri saking tegang dan mengagetkan tapi tidak digarap secara berlebihan dari Bear McCreary. Bahkan suara buka pintu aja bisa bikin kaget.


Film ini sebenarnya lebih menitikberatkan kepada konflik psikologis dari setiap karakternya yang dibangun secara perlahan khususnya antara Michelle dan Howard. Michelle penasaran apa yang terjadi dan penasaran siapa Howard. Goodman sebagai Howard sukses membangun karakter seorang (antara) seorang maniak (atau seorang yang peduli?) dengan karakternya yang sangat, sangat membuat tidak nyaman. He’s so good!


Sangat terasa di awal hingga pertengahan film bahwa film ini dibangun perlahan, dan mungkin akan menjadi perdebatan karena bagi sebagian orang sangat membosankan, namun menurut saya, hal itu lah yang akan membuat kita penasaran apa sih yang sebenarnya terjadi hingga semua lapisan cerita akhirnya terungkap. Yang tidak bisa diabaikan tentu saja twist dari film ini yang mungkin akan (tetap) membuat kita penasaran sebenarnya film ini sekuel dari Cloverfield, atau malah prekuelnya, atau malah film ini ya gak ada hubungannya sama sekali dengan Cloverfield? Jika iya ini merupakan sekuel dari Cloverfield, film ini ada dalam kelompok istimewa di mana sekuel lebih bagus dibanding film terdahulunya. Dan tidak sia-sia setelah menunggu dari awal trailer keluar, saya puas dengan film ini. Worth to wait. Berharap ada film lanjutannya? Hell, yes!!!


[MOVIE REVIEW] 10 Cloverfield Lane (2016): A Sequel or Not or What?
11.28.00

[MOVIE REVIEW] 10 Cloverfield Lane (2016): A Sequel or Not or What?